Blog yang kurang penting ini dibuat karena keinginan seorang gadis untuk dapat mengungkapkan perasaannya yang selama ini ia pendam...
Suatu perasaan yang tidak pernah ia bisa ungkapkan di hari-harinya...
Dan lewat blog ini dia berharap semoga siapa pun yang membaca blog nya akan tersenyum....

Selasa, 12 Juni 2012

Lovely Violinist

Chapter 5: Competition Is Not Always On the Stage.

Shizuna dan Sei pun bersenang-senang di taman bermain itu sampai lupa waktu, "Ah~ tadi itu benar-benar menyenangkan..." ucap Shizuna pada Sei yang sekarang mulai berlari kecil mengejar langkah Shizuna yang sudah agak jauh di depannya.
"Ya, tapi tadi itu membuat perasaanmu juga jadi lebih baik bukan? jadi besok kau bisa berlatih dengan tenang..." jawab Sei yang dengan santainya sekarang sudah berjalan di depan Shizuna.

SHIZUNA

Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecil saat Sei menanyaiku mengenai hal itu. Sebenarnya banyak yang ingin kubicarakan dengannya mengenai penampilan kami di kompetisi mendatang. Kalau memainkan lagu menggunakan harpa... itu artinya lebih baik aku membuat partitur baru sedangkan Moonlight Sonata akan tetap kumainkan dengan piano. Aku tak mau memainkan Moonlight Sonata dengan harpa. Terlalu rumit dan susah.
"Shizu..."
Tapi kalau aku pikir lagi, lagu yang cocok untuk dimainkan dengan harpa itu melodinya lembut.
"Tsujiaki Shizuna!"
Mendengar seseorang meneriakkan namaku, aku terkejut dan langsung menoleh ke samping kanan dan kiri.
"Omae no mae ni!"
"Oh, ternyata kau Sei."
"Apa yang kau pikirkan sebenarnya? Dari tadi sama sekali tak merespon apapun yang kukatakan."
Aku menghela napas berat lalu tertawa pelan, aku mendongak dan menatap Sei yang berjalan di depanku. "Yang kupikirkan? Banyak... aku bahkan tak tahu ingin membicarakannya mulai dari mana..."
"Shizuna..." Sei terdiam sebentar dan langkahnya terhenti. Ia pun berbalik ke hadapanku dan sedikit menunduk untuk melihat wajahku, "Katakan padaku apa yang mengganjal bagimu."

SEI

Setelah aku memaksa Shizuna, akhirnya Shizuna pun menceritakan semua yang ia pikirkan dari tadi. Mulai lagu baru yang mungkin cocok untuk ia mainkan menggunakan harpa, lagu Moonlight Sonata yang tak mungkin ia mainkan menggunakan harpa dan ia berpikir untuk memainkannya menggunakan piano, tapi yang lebih ia pikirkan lagi adalah lagu seperti apa yang harus ia buat agar sesuai dengan permainan harpa yang dipadukan dengan biola, lebih penting lagi apa mungkin Mikami-sensei menyetujui usulnya barusan itu.
"Aku bingung memikirkan hal yang terakhir tadi... Kau kan tahu sendiri Mikami-sensei itu orangnya pemaksa," jelasnya padaku.
Kami berdua pun berjalan menuju ke arah stasiun dengan mendiskusikan hal-hal yang mungkin terjadi dan akan kami hadapi sambil menunggu kereta bawah tanah yang akan sampai beberapa menit lagi.
"Lagu yang cocok dipadukan antara harpa dan biola ya?" aku mengerutkan keningku dan berpikir keras, "Melodinya yang pasti harus lembut dan temponya juga tak begitu cepat..."
"Aku juga berpikir tentang itu dari tadi Mitsushima Sei... tapi untuk menghasilkan melodi yang seperti itu aku harus bagaimana??"
"Ini sih menurutku, tapi mungkin kau bisa kembali mengingat kenangan kesukaanmu, entah itu kenangan yang membahagiakan, menyedihkan, mengharukan dan memasukkan emosimu di dalamnya."
"Menggali kenanganku? Bagaima-"
"Kimi wa Tsujiaki Shizuna?"
Sebuah suara terdengar memotong ucapan Shizuna. Dengan segera kami berdua pun menoleh ke arah asal suara tersebut untuk melihat siapa yang baru saja memanggil Shizuna. Dia adalah seorang laki-laki yang menurutku juga seumuran dengan kami, dengan kulit agak hitam dan rambutnya yang cokelat kemerahan. Sepertinya sih bukan seperti orang Jepang asli.
"Shizuna... kau kenal-"
Ucapanku terpotong karena kulihat Shizuna langsung berdiri dan menghampiri orang tadi, "Klein? Klein... Tsukishima desu yo ne?"

SHIZUNA DAN SEI

Sei terdiam saat melihat bahwa kedua orang di depannya itu saling kenal dan parahnya lagi, ia tak bisa berbuat apa-apa saat laki-laki yang dipanggil Klein oleh Shizuna tadi langsung memeluk Shizuna karena ia terlalu senang untuk bertemu dengan Shizuna setelah kira-kira 5 tahun mereka tak bertemu.

Senin, 14 Februari 2011

Lovely Violinist

Chapter 4: Two People with their Hardwork

Shizuna dan Sei pun segera kembali ke kelas mereka untuk mengikuti pelajaran seperti biasa, tetapi sesaat setelah mereka sampai di depan kelas Shizuna menarik seragam Sei dan berkata 'Sei, hari ini saja ya kita bolos pelajaran kelas lagipula ini masih orientasi kan...' katanya kepada Sei.

SHIZUNA

Entah kenapa kata-kata itu bisa meuncur dari mulutku, tapi memang dalam hatiku aku merasakan suatu beban berat yang mungkin saja akan membebaniku. Sei terkejut saat mendengar aku berkata seperti itu, sepertinya dia mengetahui kondisiku. Akan tetapi sesaat kemudian bel istirahat berbunyi dengan segera aku dan Sei masuk ke kelas dan menjelaskan keadaan kami kepada Sakurai-sensei. 'Shizu!' teriak Yume kepadaku tetapi karena aku merasa sangat lelah apalagi berita Mikami-sensei tadi aku pun hanya membalas dengan sebuah senyuman tipis.
'Kau kenapa Shizuna?' tanya ai padaku dia tahu kalau memang tidak seperti biasanya, belum sempat aku membuka mulut untuk menjawab Sei menyelanya 'Dia memang sedang tidak enak badan, mungkin karena kecapekan. Jadi sekarang aku akan pulang bersamanya..' terang Sei mungkin dia memang sudah tahu persis bagaimana aku.
'Hontou? aduh, kalu begitu mendingan dia kau antar pulang saja Sei..' kata Kiseki pada Sei, 'Mungkin memang lebih baik kalau Shizu pulang, tapi apa kalian sudah mendapat izin dari sekolah?' kata Ai menambahi 'Tenang saja, aku akan bilang pada guru kita nanti.. kalau gitu Shizu, ayo aku antar kamu pulang..' terang Sei sambil melihatku.
'Oh ya! Sei pakai sepedaku aja daripada kalian jalan..' kata Kiseki saat melihat kami meninggalkan kelas, 'Oke! sankyu!' balas si saat itu juga.

SEI

Aku tak tahu apa yang sedang terjadi pada Shizuna tapi yang aku tahu dia pasti ingin melepas semua beban gara-gara Mikami-sensei tadi, jadi aku memutuskan untuk membawanya ke tempat itu.
'Sei.. rumahku kan bukan lewat jalan ini..' ucap Shizuna padaku, 'Tenang aja, aku akan bawa ke tempat dimana kamu bisa teriak sepuasmu..' kataku lagi sepertinya Shizuna mengerti apa maksudku dia kemudian bertanya 'Maksudmu tempat dekat taman bermain itu?' 'Yah.. lihat aja nanti..' ucapku karena sebetulnya aku juga ingin mengajaknya ke taman bermain itu..
'Nah, ayo turun!' dan untuk ketiga kalinya aku menarik lengan Shizu 'Ayo main!' kataku pada Shizuna 'Eh?? Tapi...' belum sempat Shizuna bicara aku sudah membelikan tiket untuknya dan menariknya. 'Daripada kau terlalu stress memikirkan traumamu, mending kau teriak di sini..' kataku sambil mengantri di area jet coster.
'Se.. Sei.. kita akan bener-bener naik ini?' tanya Shizuna mulai panik, 'Santai saja, lagipula kan kau bisa teriak sepuas mungkin di sini.. benar tidak?' kataku pada Shizuna lagi. Tidak lama setelah itu kami berdua mulai menduduki tempat duduk kami. Dengan perlahan jet coster itu mulai bertahan dan mulai disaat kecepatan jet coster mulai tinggi Shizuna benar-benar berteriak dengan keras sampai pada akhirnya dia ngos-ngosan.
'Ck..ck..ck.. Shizuna, kok kamu teriaknya bener-bener keras sih?' kataku pada Shizuna tetapi Shizuna hanya nyengir dan menarikku 'Ayo kita main-main lagi!!' katanya. Aku senang dia sudah kembali menjadi dirinya sendiri.

SHIZUNA DAN SEI

Pada akhirnya Shizuna dan Sei bermain sepuasnya di tamam bermain tersebut. Mulai dari permainan yang menyenagkan sapai yang bikin sport jantung mereka kunjungi..

bersambung...

Rabu, 02 Februari 2011

Pemberitahuan Kilat

Hohoho...
Dengan Ran di sini yang akan mengumumkan sebuah pemberitahuan kilat!! *wuezz bilangnya kilat padahal biasa aja tuh...*

Mulai sekarang aku akan ngeposting juga tentang FANFICTION nya beberapa idolaku...
aku harap ceritanya nggak ngebosenin ya..
terus keliatannya kok aku masih agak susah ya kalau bikin cerita yang agak gila gitu......

Waduh!!!
Yahhh.... moga aja bisa....
AMIN... *Ah Chan & Sung Min [LHO??]*

Senin, 31 Januari 2011

Permintaan maaf

Hai lagi ini Ran..
Waduh maaf banget! udah lama nih aku nggak buka nih blog...

gara-gara nggak sempet terus.. malah jadine nggak ada cerita baru..
tapi karena mungkin aku bisa buka nih blog lagi aku bisa ngasih cerita-cerita baru..

Jumat, 25 Juni 2010

Lovely Violinist

Chapter 3: An Announcement of A Competition

'Hahh, Sei.. pelan.. dikit larinya.. aku capek..' kata Shizuna pada Sei. Dan di sinilah mereka berlari berdua menuju ruang musik yang letaknya paling jauh di antara ruangan lainnya. 'Nggak bisa kita harus cepat ke ruang musik sekarang! kalau nggak nanti ruangannya tambah berantakan..' kata Sei menjawab pertanyaan Shizuna saat itu. 'Iya... sih.. tapi...' 'Nah kita udah sampai..' kata-kata Shizuna terputus karena mereka sudah sampai di depan ruang musik. 'Cepat masuk!' kata Sei lagi, 'Umm, tangan..' ketika itu juga Shizuna mengingatkan Sei dan hal itu membuat Sei salah tingkah lagi.. 'Umm, maaf..'

SHIZUNA

Dia melakukannya lagi, dasar si Sei ini.. 'Permisi, Mikami-sensei..' kataku sambil masuk ke dalam ruangan mencoba mencari Mikami-sensei di sekitar sana. 'Wah, wah, kalian lama sekali--tapi untungnya ruangan ini selesai kubersihkan..' kata Mikami-sensei sambil melihat not-not balok yang sudah lama aku buat sampai yang paling baru aku buat.. 'Sensei, dari mana sensei tahu kami membuat not-not balok itu..' kataku lagi pada Mikami-sensei mencoba mencari tahu dari mana sensei tahu not balok itu. 'Itu tadi yang aku kasih tahu, sebelum aku memanggilmu ke sini.. Mikami-sensei sudah mengacak-acak tempat ini mencari not-not balok itu' kata Sei yang dari tadi diam mulai bicara menjawab pertanyaanku. 'Eeehhh? kok diacak-acak sih... gimana kalau ada yang hilang coba' kataku mulai panik sambil mengecek lagi partitur-partitur yang sudah kuselesaikan, mencoba mencari kalu misalkan ada yang hilang atau tidak sesuai urutan.
'Hei..hei.. santai jangan panik... aku kan cuma mau melihat-lihat kan.. lagipula aku kan juga gurumu masa urutan saja nggak tahu..' ucap Mikami-sensei santai, dan saat aku mau mulai memarahinya Sei sudah melakukannya duluan. 'Nani?? katakan sekali lagi.. sensei.. bagaimana kalau ada yang menghilang karena terbawa angin.. gara-gara kau mengacak-acaknya kayak tadi itu..' ucap Sei pada sensei dan aku baru sadar kalau ada satu partitur yang menghilang dan ternyata partitur itu Moonlight Sonata karya Beethoven. Aku pun langsung berteriak di dalam ruang musik itu 'Hee... Seeiii!! gimana ini Moonlight Sonata nya menghilang..' teriakku sambil melihat wajah Sei dan Mikami-sensei.
Dengan seketika aku melihat wajah Sei perlahan berubah 'Benarkah?' katnya padaku dan langsung ia alihkan pada Mikami-sensei tapi Mikami-sensei langsung memperlihatkan partitur yang ia pegang..

SEI

Begitu mendengarkan apa yang dikatakan oleh Shizuna, bagaimana mungkin partitur musik kesukaan kami berdua menghilang begitu saja. Rasanya aku ingin sekali memarahi Mikami-sensei tapi ketika aku memalingkan wajahku menghadapnya yang dia katakan adalah...
'Kalian berdua ini.. sudah kubilang santai dulu dan dengarkan penjelasanku.. Sekarang partitur Moonlight Sonata milik kalian sudah kubawa.. dan alasanku mengundang kalian berdua adalah karena adanya sebuah kompetisi tingkat nasional untuk pasangan pemusik dengan menggunakan jenis musik yang mereka kuasai dan sukai..' katanya pada kami berdua.
'Jadi maksud sensei kami akan ikut kompetisi lagi? dengan Moonlight Sonata itu?' kata Shizuna yang sudah mulai menenangkan diri dan mulai berdiri menghampiri kami berdua.
'Begitulah jadi setelah aku diam-diam melihat kalian memainkan Moonlight Sonata ini dengan begitu indah...' namun kata-kata Mikami-sensei aku potong dengan ucapan 'Tumben bisa bilang kata indah di hadapan kami...' dan dengan wajah tidak mengenakkan ia menjawab 'Urusai! Diam dan dengarkan saja!' setelah membalas kata-kataku Mikami-sensei melanjutkan kata-katanya 'Baik akan aku lanjutkan penjelasan tadi.. jadi untuk lagu utmanya kalian akan menampilkan Moonlight Sonata dan untuk penampilan lainnya diminta untuk menampilkan sesuatu yang kalian karang atau buat sendiri..' kalimat Mikami-sensei tadi terngiang di kepalaku cukup lama..
'Maksudnya kami menampilkan musik karangan kami sendiri?' akhirnya pertanyaan pun meluncur dari mulutku setelah beberapa lama aku mencerna kata-kata Mikami-sensei. 'Begitulah, dan aku harap kalian bisa menampilkan sesuatu yang berbeda..' kata Mikami-sensei kepadaku dan Shizuna lalu ia menambahkan lagi 'Ah! aku baru ingat di kompetisi ini aku harap kau Shizuna memainkan musik di kompetisi kali ini dengan menggunakan harpa bukannya piano.. wakatta??' 'Heee??? hai.. sensei.. wakarimashita...' jawab Shizuna dengan nada pasrah mendengar paksaan Mikami-sensei, karena memang sudah lama Shizuna tidak memainkan harpa.. padahal wajahnya paling lembut saat memainkan alat musik itu...

SHIZUNA DAN SEI

'Sepertinya kita perlu bekerja keras ya Shizu..' kata Sei pada Shizuna setelah Mikami-sensei pergi dari ruangan itu. 'Ya kau benar, mungkin kita harus lebih sering berlatih mulai saat ini...' Ucapan Shizuna itu seperti mengatakn kalau dia dan Sei memang harus sering berlatih mulai sekarang agar bisa melewati kompetisi tersebut.

bersambung...