Blog yang kurang penting ini dibuat karena keinginan seorang gadis untuk dapat mengungkapkan perasaannya yang selama ini ia pendam...
Suatu perasaan yang tidak pernah ia bisa ungkapkan di hari-harinya...
Dan lewat blog ini dia berharap semoga siapa pun yang membaca blog nya akan tersenyum....

Jumat, 25 Juni 2010

Lovely Violinist

Chapter 3: An Announcement of A Competition

'Hahh, Sei.. pelan.. dikit larinya.. aku capek..' kata Shizuna pada Sei. Dan di sinilah mereka berlari berdua menuju ruang musik yang letaknya paling jauh di antara ruangan lainnya. 'Nggak bisa kita harus cepat ke ruang musik sekarang! kalau nggak nanti ruangannya tambah berantakan..' kata Sei menjawab pertanyaan Shizuna saat itu. 'Iya... sih.. tapi...' 'Nah kita udah sampai..' kata-kata Shizuna terputus karena mereka sudah sampai di depan ruang musik. 'Cepat masuk!' kata Sei lagi, 'Umm, tangan..' ketika itu juga Shizuna mengingatkan Sei dan hal itu membuat Sei salah tingkah lagi.. 'Umm, maaf..'

SHIZUNA

Dia melakukannya lagi, dasar si Sei ini.. 'Permisi, Mikami-sensei..' kataku sambil masuk ke dalam ruangan mencoba mencari Mikami-sensei di sekitar sana. 'Wah, wah, kalian lama sekali--tapi untungnya ruangan ini selesai kubersihkan..' kata Mikami-sensei sambil melihat not-not balok yang sudah lama aku buat sampai yang paling baru aku buat.. 'Sensei, dari mana sensei tahu kami membuat not-not balok itu..' kataku lagi pada Mikami-sensei mencoba mencari tahu dari mana sensei tahu not balok itu. 'Itu tadi yang aku kasih tahu, sebelum aku memanggilmu ke sini.. Mikami-sensei sudah mengacak-acak tempat ini mencari not-not balok itu' kata Sei yang dari tadi diam mulai bicara menjawab pertanyaanku. 'Eeehhh? kok diacak-acak sih... gimana kalau ada yang hilang coba' kataku mulai panik sambil mengecek lagi partitur-partitur yang sudah kuselesaikan, mencoba mencari kalu misalkan ada yang hilang atau tidak sesuai urutan.
'Hei..hei.. santai jangan panik... aku kan cuma mau melihat-lihat kan.. lagipula aku kan juga gurumu masa urutan saja nggak tahu..' ucap Mikami-sensei santai, dan saat aku mau mulai memarahinya Sei sudah melakukannya duluan. 'Nani?? katakan sekali lagi.. sensei.. bagaimana kalau ada yang menghilang karena terbawa angin.. gara-gara kau mengacak-acaknya kayak tadi itu..' ucap Sei pada sensei dan aku baru sadar kalau ada satu partitur yang menghilang dan ternyata partitur itu Moonlight Sonata karya Beethoven. Aku pun langsung berteriak di dalam ruang musik itu 'Hee... Seeiii!! gimana ini Moonlight Sonata nya menghilang..' teriakku sambil melihat wajah Sei dan Mikami-sensei.
Dengan seketika aku melihat wajah Sei perlahan berubah 'Benarkah?' katnya padaku dan langsung ia alihkan pada Mikami-sensei tapi Mikami-sensei langsung memperlihatkan partitur yang ia pegang..

SEI

Begitu mendengarkan apa yang dikatakan oleh Shizuna, bagaimana mungkin partitur musik kesukaan kami berdua menghilang begitu saja. Rasanya aku ingin sekali memarahi Mikami-sensei tapi ketika aku memalingkan wajahku menghadapnya yang dia katakan adalah...
'Kalian berdua ini.. sudah kubilang santai dulu dan dengarkan penjelasanku.. Sekarang partitur Moonlight Sonata milik kalian sudah kubawa.. dan alasanku mengundang kalian berdua adalah karena adanya sebuah kompetisi tingkat nasional untuk pasangan pemusik dengan menggunakan jenis musik yang mereka kuasai dan sukai..' katanya pada kami berdua.
'Jadi maksud sensei kami akan ikut kompetisi lagi? dengan Moonlight Sonata itu?' kata Shizuna yang sudah mulai menenangkan diri dan mulai berdiri menghampiri kami berdua.
'Begitulah jadi setelah aku diam-diam melihat kalian memainkan Moonlight Sonata ini dengan begitu indah...' namun kata-kata Mikami-sensei aku potong dengan ucapan 'Tumben bisa bilang kata indah di hadapan kami...' dan dengan wajah tidak mengenakkan ia menjawab 'Urusai! Diam dan dengarkan saja!' setelah membalas kata-kataku Mikami-sensei melanjutkan kata-katanya 'Baik akan aku lanjutkan penjelasan tadi.. jadi untuk lagu utmanya kalian akan menampilkan Moonlight Sonata dan untuk penampilan lainnya diminta untuk menampilkan sesuatu yang kalian karang atau buat sendiri..' kalimat Mikami-sensei tadi terngiang di kepalaku cukup lama..
'Maksudnya kami menampilkan musik karangan kami sendiri?' akhirnya pertanyaan pun meluncur dari mulutku setelah beberapa lama aku mencerna kata-kata Mikami-sensei. 'Begitulah, dan aku harap kalian bisa menampilkan sesuatu yang berbeda..' kata Mikami-sensei kepadaku dan Shizuna lalu ia menambahkan lagi 'Ah! aku baru ingat di kompetisi ini aku harap kau Shizuna memainkan musik di kompetisi kali ini dengan menggunakan harpa bukannya piano.. wakatta??' 'Heee??? hai.. sensei.. wakarimashita...' jawab Shizuna dengan nada pasrah mendengar paksaan Mikami-sensei, karena memang sudah lama Shizuna tidak memainkan harpa.. padahal wajahnya paling lembut saat memainkan alat musik itu...

SHIZUNA DAN SEI

'Sepertinya kita perlu bekerja keras ya Shizu..' kata Sei pada Shizuna setelah Mikami-sensei pergi dari ruangan itu. 'Ya kau benar, mungkin kita harus lebih sering berlatih mulai saat ini...' Ucapan Shizuna itu seperti mengatakn kalau dia dan Sei memang harus sering berlatih mulai sekarang agar bisa melewati kompetisi tersebut.

bersambung...

Sabtu, 12 Juni 2010

Lovely Violinist

Chapter 2: An Opening Ceremony and An Academy

'Shizuna! Shizuna! cepat sedikit nanti upacara pembukaannya segera di mulai!' Teriak Sei pada Shizuna, 'Tunggu sebentar, tali sepatuku lepas!' Shizuna dan Sei yang menyadari kalau mereka yang seharusnya ada di academy paling awal malah sekarang kewalahan karena upacaranya hampir dimulai (atau bisa disebut terlambat..). Dan tiba-tiba saja saat Shizuna selesai menali sepatunya itu, Sei menarik tangannya dan segera berlari menyusuri koridor sekolah mereka yang begitu panjang itu.
'Ah~ dari dulu kau ini lambat kalau menali sepatu sudah ayo cepat!' kata Sei pada Shizuna dengan wajah memerah karena tanpa ia sadari tubuhnya bergerak sendiri dan menarik Shizuna untuk ikut berlari. Begitu pula Shizuna, dia juga berwajah memerah karena selain terkejut, sekarang ini orang yang disukainya menarik tangannya. Walaupun mereka sering bergandengan tangan saat masih kecil tetapi sekarang mereka merasa ada yang berbeda saat mereka saling bergandengan tangan seperti saat ini.

SHIZUNA

Aku kaget tiba-tiba aja Sei menarikku, pasti sekarang wajahku merah banget aku nggak tahu bagaimana wajahnya saat menarikku tapi yang jelas aku berharap dia bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarang. Dan akhirnya kami sampai di depan auditorium, tapi.. 'Umm, Sei! tanganku..' kataku pada Sei tiba-tiba karena dia belum juga melepaskan tanganku 'Eh? Ah! maaf, aku lupa..' Aku nggak tahu apa yang dia pikirkan tapi yang jelas dia kelihatan salah tingkah 'Nah, sekarang ayo masuk! nanti kita dimarahi sama teman-teman kalau nggak masuk ke dalam' katanya lagi 'ah! iya benar.'
Dan tiba-tiba saat kami di dalam seperti yang dikatakan Sei, anggota student counchil lainnya memarahi kami. 'Kami benar-benar minta maaf, gara-gara Sei salah naik kereta aku harus menunggunya dulu, jadi maaf... ayo kamu juga minta maaf' kataku pada Sei. 'Sudahlah, kalau begitu ayo cepat ketua, ini hampir mulai' kata wakil pertama student counchil di sekolah kami Yukimura Maika, akhirnya kami segera ke tempat kami masing-masing dan mengikuti upacara seperti seharusnya.
Setelah upacara, aku tetap ditanyai oleh teman dekatku kenapa aku bisa datang terlambat. 'Shizu.. kamu ini.. saat paling penting di sekolah kita malah terlambat!' kata Ai mengomeliku. 'Ya maaf, mau gimana lagi.. lagipula semuanya bukan salahku sepenuhnya..' kataku sambil melirik Sei yang sedang asyik ngobrol sama temannya di belakang kami tetapi ternyata Ai dan Yume tetap tidak mengerti maksudku. 'Maksud mu?' kata mereka berdua bebarengan, karena mereka tetap tidak mengerti walaupun aku sudah menyindir Sei akhirnya kuceritakan dari awal dari mulai kakakku terlambat ngebangunin aku, sampai harus nunggu Sei gara-gara kelamaan di suruh kakaknya sampai harus nunggu si Sei yang terlalu terburu-buru mengejar kereta hingga salah naik kereta. 'Benar-benar hari yang melelahkan buatmu dan Sei ya..' kata Yume dengan santainya. 'Memang...' jawabku dengan nada lesu dan nggak bersemangat.

SEI

Ahh, pada akhirnya gara-gara salah jalur kereta aku dan Shizuna malah harus terlambat. Dan pada akhirnya pula kami di tanyai oleh beberapa pihak seperti teman kami, guru-guru, dan pastinya anggota student counchil yang mengharuskan kami duduk beberapa saat untuk ditanyai dan membereskan auditorium sepenuhnya.
Padahal baru saja aku mendapat kabar untuk segera menemui guru musik di sekolahku mengenai suatu rencana lomba lagi. 'Ya pak ada ap..! Ehh! ngapain ini kenapa banyak sekali barangku dan barang Shizuna di sini?' kataku setengah teriak karena melihat banyak sekali barangku dan Shizuna yang sudah kami tata rapi di ruangan yang biasa kami gunakan untuk bermain musik malah berserakan dan berhamburan sampai ke tiap ujung ruangan. 'Oh! kau sudah sampai sini Sei..' kata Mikami-sensei santai banget sambil melihat-lihat beberapa not yang kami ciptakan. 'Apa maksud dari kata "Oh.." mu tadi, kenapa ruanganku dan Shizuna malah berantakan begini!' 'Santai.. santai.. sebelum itu kenapa kau tidak sekalian dengan Tsujiaki-san? bukankah aku menyuruhmu untuk ke sini bareng dia.' dia malah balik tanya 'Apa maksudmu kau tidak bilang.. aghh! ya.. ya.. aku akan ke sini bareng Shizuna sebentar lagi, tapi setelah kami kembali ruangan ini harus sudah rapi. Nanti malah yang dia marahi aku lagi..' kataku sambil meninggalkan ruangan tersebut untuk memanggil Shizuna yang mungkin saja sekarang dia sedang di kantin dengan Minami-san dan Horiuchi-san.
Dan ternyata dugaanku tepat. 'Shizuna!!' teriakku memanggil Shizuna, dia memang bersama Minami-san dan Horiuchi-san. 'Nah, lho Sei! ngap..a..in! whaa..' dan karena harus cepat-cepat aku menarik lagi tangan Shizuna seperti tadi pagi, 'Hai, Minami-san, Horiuchi-san.. aku pinjam Shizuna sebentar ya..' 'Eh, apa maksudnya itu.. tadi pagi kan juga udah bareng Shizu- ehh oy!' kata-kata Horiuchi-san terputus melihat aku menarik Shizuna buat ikut aku ketemu Mikami-sensei. 'Maaf, nggak bisa njelasin sekarang lagi buru-buru.' kataku buru-buru menjawab pertanyaan Horiuchi-san tadi.
'Oy! Sei, kita mau kemana?' kata Shizuna yang bingung mau merespon apa karena aku menariknya tiba-tiba lagi.. tetapi aku nggak bisa menoleh ke arahnya soalnya wajahku pasti memerah, karena sekali lagi (tadi pagi juga..) aku menarik Shizuna dan menggenggam tangannya aku cuma berharap tanganku nggak keringatan. 'Ah! Shizuna sekarang kirim pesan ke Horiuchi atau Minami-san bilang kita hrus ke ruang musik ada hal penting yang harus kita bicarakan.' aku mencoba mengalihkan perhatian 'Umm, baiklah..'

SHIZUNA DAN SEI

'Sudah.. sekarang gimana?' tanya Shizuna kepada Sei. 'Kalau udah ya ayo cepat ke ruang musik sebelum terjadi kekacauan yang lebih parah..' 'Apa maksudmu..' tanya Shizuna balik. 'Nggak apa-apa.. santai aja..' cuma itu yang bisa dikatakan Sei sekarang. Setelah itu mereka nggak berkata apa-apa lagi selain berlari dengan bergandengan tangan (yang membuat wajah mereka memerah dan hati mereka berdegup kencang).

bersambung..

Lovely Violinist

Chapter 1: A Girl, A Boy, and A Violin

'Shizuna! Bangun!!' teriak seseorang dari rumah yang terlihat sederhana namun terlihat indah karena tata letak bunga di sekitar rumah tersebut. 'Oi, Shizuna! katamu kamu harus berangkat pagi jadi cepat bangun ini udah jam 6, lho!' teriaknya lagi. 'Umm! Apa barusan katamu kak!? gawaat!! aku terlambat! kenapa nggak bilang dari tadi sih?!' kata seseorang yang dari tadi di sebut Shizuna itu.

SHIZUNA

Hai semua.. namaku Tsujiaki Shizuna, aku berumur 14 tahun. Aku adalah seorang ketua student counchil di sekolahku (Arcana academy) dan hari ini ada sebuah upacara musim semi dan sebagai ketua aku harus berangkat lebih awal, tetapi malah yang terjadi adalah kejadian yang tidak terduga sama sekali. 'Kakak ini bagaimana sih, harusnya bangunkan aku lebih pagi.' orang yang tadi meneriakiku ini kakakku, dia bernama Tsujiaki Akane. Kami berselisih 3 tahun. 'Ehh! malah menyalahkan kakak lagi.. kamu aja yang susah dibangunin.' yahh.. beginilah kebiasaan kami. Sedangkan orang tua kami sibuk bekerja di luar kota maupun luar negeri kami ditinggal begitu saja.
'Oh iya kak, tadi si Sei udah ke sini? katanya dia mau berangkat bareng aku.' 'Belum sih, nanti kalau dia emang nggak ke sini kamu ke rumahnya aja. biasanya dia lupa kan?' dan sebenarnya aku punya beberapa teman lagi dia adalah Minami Ai, Horiuchi Yume, Kagayaki Kiseki, dan Mitsushima Sei. Dan Sei adalah temanku sejak kecil, kami sering kemana-mana berdua. Dan aku menyukainya. Dia dan aku juga partner main biola dari dulu, kami juga sering menjuarai beberapa kompetisi musik mulai dari yang non-formal sampai jadi wakil sekolah dari daerah maupun internasional. Sei itu populer di kalangan cewek maupun cowok sekolahku. Di kalangan cewek karena dia itu tampan, keren, tinggi, plus pintar. Sedangkan dia populer di kalangan cowok karena dia pintar olahraga dan bisa diandalin.
'Ya udahlah kak. aku berangkat!' 'Eh! tunggu ada yang tertinggal! Shizuna, kalung kesayanganmu!' Begitu mendengar kalau itu kalung kesayanganku aku langsung lari gitu aja ngambil dari kakaku. 'Yup! makasih kak, berangkat dulu ya.. aku mau ke tempat Sei dulu!' Kalung itu adalah kalung pemberian Sei saat aku berulang tahun 2 tahun lalu, dan aku masih menjaganya.

SEI

Hey semua aku Sei, harusnya aku sekarang sudah ke tempatnya si Shizuna, tapi gara- gara kakak perempuan yang bawel ini malah nggak jadi 'Kak, oi kak, aku mau ke tempat Shizuna.. jadi cepetan!' 'Sebentar tolong masukkan buahnya ke situ terus taruh barangku ini ke kamar ya..' Dia ini kakakku yang paling cerewet dan bossy, namanya Mitsushima Karin. 'Udah selesai kan.. sekarang aku..' 'Sei! Oy, Sei!' tiba- tiba aja ada seseorang memanggilku, dan suaranya adalah suara yang udah lama aku kenal, itu Shizuna. Shizuna itu teman kecil dan partner biolaku, dia cantik, pintar dan berbakat karena itu dia populer di kalangan cowok maupun cewek, dan yang nggak Shizuna tahu dia itu orang yang paling aku suka (tapi Sei sendiri juga nggak sadar sama perasaan Shizuna). 'Kak aku berangkat ya!'.
'Huh! kau ini gimana sih Sei! katanya mau ke rumahku! dasar!' kata Shizuna begitu aku keluar dari rumah. 'Maaf, ini gara-gara kakakku nyuruh ini-itu!' 'Ahh, ya udah ayo nanti kita keburu di bunuh sama anggota lainnya nih!'. Aku dan Shizuna juga anggota student counchil di academy atau sekolah kami. Dia ini ketua, dan aku wakil II hari ini kami harus cepat-cepat sampai sekolah karena hari ini ada upacara pembukaan semester baru.

SHIZUNA DAN SEI

Dan ternyata yang nggak kami tahu ternyata hari ini akan terjadi kehebohan di sekolah kami.

bersambung..

Lovely Violinist

Prolog

Suara itu... sentuhan itu... semuanya teringat di benakku...
Wajahnya saat memainkan biola miliknya bersamaku saat itu benar-benar lembut...
Dia adalah teman cowokku dari kecil dan aku menyukainya, walaupun aku nggak pernah tahu bagaimana perasaannya padaku aku tetap menyukainya.
Aku selalu ingin bersamanya walau apapun yang terjadi, aku ingin tetap di sisinya, aku ingin mendengar permainan biolanya, semuanya.
Aku ingin keberadaanku memiliki arti baginya...

Novel dalam Blogku

Hai semua, aku Ran..
hari ini aku bikin blog baru dan blog.ku ini isinya full buat cerita bersambung bikinan ku..

kalau ada yang berkenan silahkan dibaca..

nah sampai ketemu di cerita pertamaku..