Blog yang kurang penting ini dibuat karena keinginan seorang gadis untuk dapat mengungkapkan perasaannya yang selama ini ia pendam...
Suatu perasaan yang tidak pernah ia bisa ungkapkan di hari-harinya...
Dan lewat blog ini dia berharap semoga siapa pun yang membaca blog nya akan tersenyum....

Sabtu, 12 Juni 2010

Lovely Violinist

Chapter 2: An Opening Ceremony and An Academy

'Shizuna! Shizuna! cepat sedikit nanti upacara pembukaannya segera di mulai!' Teriak Sei pada Shizuna, 'Tunggu sebentar, tali sepatuku lepas!' Shizuna dan Sei yang menyadari kalau mereka yang seharusnya ada di academy paling awal malah sekarang kewalahan karena upacaranya hampir dimulai (atau bisa disebut terlambat..). Dan tiba-tiba saja saat Shizuna selesai menali sepatunya itu, Sei menarik tangannya dan segera berlari menyusuri koridor sekolah mereka yang begitu panjang itu.
'Ah~ dari dulu kau ini lambat kalau menali sepatu sudah ayo cepat!' kata Sei pada Shizuna dengan wajah memerah karena tanpa ia sadari tubuhnya bergerak sendiri dan menarik Shizuna untuk ikut berlari. Begitu pula Shizuna, dia juga berwajah memerah karena selain terkejut, sekarang ini orang yang disukainya menarik tangannya. Walaupun mereka sering bergandengan tangan saat masih kecil tetapi sekarang mereka merasa ada yang berbeda saat mereka saling bergandengan tangan seperti saat ini.

SHIZUNA

Aku kaget tiba-tiba aja Sei menarikku, pasti sekarang wajahku merah banget aku nggak tahu bagaimana wajahnya saat menarikku tapi yang jelas aku berharap dia bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarang. Dan akhirnya kami sampai di depan auditorium, tapi.. 'Umm, Sei! tanganku..' kataku pada Sei tiba-tiba karena dia belum juga melepaskan tanganku 'Eh? Ah! maaf, aku lupa..' Aku nggak tahu apa yang dia pikirkan tapi yang jelas dia kelihatan salah tingkah 'Nah, sekarang ayo masuk! nanti kita dimarahi sama teman-teman kalau nggak masuk ke dalam' katanya lagi 'ah! iya benar.'
Dan tiba-tiba saat kami di dalam seperti yang dikatakan Sei, anggota student counchil lainnya memarahi kami. 'Kami benar-benar minta maaf, gara-gara Sei salah naik kereta aku harus menunggunya dulu, jadi maaf... ayo kamu juga minta maaf' kataku pada Sei. 'Sudahlah, kalau begitu ayo cepat ketua, ini hampir mulai' kata wakil pertama student counchil di sekolah kami Yukimura Maika, akhirnya kami segera ke tempat kami masing-masing dan mengikuti upacara seperti seharusnya.
Setelah upacara, aku tetap ditanyai oleh teman dekatku kenapa aku bisa datang terlambat. 'Shizu.. kamu ini.. saat paling penting di sekolah kita malah terlambat!' kata Ai mengomeliku. 'Ya maaf, mau gimana lagi.. lagipula semuanya bukan salahku sepenuhnya..' kataku sambil melirik Sei yang sedang asyik ngobrol sama temannya di belakang kami tetapi ternyata Ai dan Yume tetap tidak mengerti maksudku. 'Maksud mu?' kata mereka berdua bebarengan, karena mereka tetap tidak mengerti walaupun aku sudah menyindir Sei akhirnya kuceritakan dari awal dari mulai kakakku terlambat ngebangunin aku, sampai harus nunggu Sei gara-gara kelamaan di suruh kakaknya sampai harus nunggu si Sei yang terlalu terburu-buru mengejar kereta hingga salah naik kereta. 'Benar-benar hari yang melelahkan buatmu dan Sei ya..' kata Yume dengan santainya. 'Memang...' jawabku dengan nada lesu dan nggak bersemangat.

SEI

Ahh, pada akhirnya gara-gara salah jalur kereta aku dan Shizuna malah harus terlambat. Dan pada akhirnya pula kami di tanyai oleh beberapa pihak seperti teman kami, guru-guru, dan pastinya anggota student counchil yang mengharuskan kami duduk beberapa saat untuk ditanyai dan membereskan auditorium sepenuhnya.
Padahal baru saja aku mendapat kabar untuk segera menemui guru musik di sekolahku mengenai suatu rencana lomba lagi. 'Ya pak ada ap..! Ehh! ngapain ini kenapa banyak sekali barangku dan barang Shizuna di sini?' kataku setengah teriak karena melihat banyak sekali barangku dan Shizuna yang sudah kami tata rapi di ruangan yang biasa kami gunakan untuk bermain musik malah berserakan dan berhamburan sampai ke tiap ujung ruangan. 'Oh! kau sudah sampai sini Sei..' kata Mikami-sensei santai banget sambil melihat-lihat beberapa not yang kami ciptakan. 'Apa maksud dari kata "Oh.." mu tadi, kenapa ruanganku dan Shizuna malah berantakan begini!' 'Santai.. santai.. sebelum itu kenapa kau tidak sekalian dengan Tsujiaki-san? bukankah aku menyuruhmu untuk ke sini bareng dia.' dia malah balik tanya 'Apa maksudmu kau tidak bilang.. aghh! ya.. ya.. aku akan ke sini bareng Shizuna sebentar lagi, tapi setelah kami kembali ruangan ini harus sudah rapi. Nanti malah yang dia marahi aku lagi..' kataku sambil meninggalkan ruangan tersebut untuk memanggil Shizuna yang mungkin saja sekarang dia sedang di kantin dengan Minami-san dan Horiuchi-san.
Dan ternyata dugaanku tepat. 'Shizuna!!' teriakku memanggil Shizuna, dia memang bersama Minami-san dan Horiuchi-san. 'Nah, lho Sei! ngap..a..in! whaa..' dan karena harus cepat-cepat aku menarik lagi tangan Shizuna seperti tadi pagi, 'Hai, Minami-san, Horiuchi-san.. aku pinjam Shizuna sebentar ya..' 'Eh, apa maksudnya itu.. tadi pagi kan juga udah bareng Shizu- ehh oy!' kata-kata Horiuchi-san terputus melihat aku menarik Shizuna buat ikut aku ketemu Mikami-sensei. 'Maaf, nggak bisa njelasin sekarang lagi buru-buru.' kataku buru-buru menjawab pertanyaan Horiuchi-san tadi.
'Oy! Sei, kita mau kemana?' kata Shizuna yang bingung mau merespon apa karena aku menariknya tiba-tiba lagi.. tetapi aku nggak bisa menoleh ke arahnya soalnya wajahku pasti memerah, karena sekali lagi (tadi pagi juga..) aku menarik Shizuna dan menggenggam tangannya aku cuma berharap tanganku nggak keringatan. 'Ah! Shizuna sekarang kirim pesan ke Horiuchi atau Minami-san bilang kita hrus ke ruang musik ada hal penting yang harus kita bicarakan.' aku mencoba mengalihkan perhatian 'Umm, baiklah..'

SHIZUNA DAN SEI

'Sudah.. sekarang gimana?' tanya Shizuna kepada Sei. 'Kalau udah ya ayo cepat ke ruang musik sebelum terjadi kekacauan yang lebih parah..' 'Apa maksudmu..' tanya Shizuna balik. 'Nggak apa-apa.. santai aja..' cuma itu yang bisa dikatakan Sei sekarang. Setelah itu mereka nggak berkata apa-apa lagi selain berlari dengan bergandengan tangan (yang membuat wajah mereka memerah dan hati mereka berdegup kencang).

bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar